Sekretaris Laskar Merah Putih Bengkulu Achwan Toni ,Angkat Bicara Terkait Permasalahan Yang Ada Di Tubuh Organisasi
BENGKULU / mediainformasinetwork.com: Terkait banyaknya permasalahan yang ada ditubuh organisasi Laskar Merah Putih, khususnya Markas Daerah (Mada.Red) Provinsi Bengkulu akhir-akhir ini, membuat Sekretaris Markas Daerah Laskar Merah Putih Provoinsi Bengkulu, Achwan Toni, geram dan udah angkat bicara .
Hal ini diatur sendiri semata – mata untukmenyelamatkan organisasi Laskar Merah Putih Provinsi Bengkulu. Sebab menurutnya, akhir-akhir ini kebijakan-kebijakan yang dilakukan Khairuddin, MDK selaku Ketua Markas Daerah (Kamada.Red) semakin aneh dan tidak mengacu pada peraturan organisasi (PO) serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD / ART) organisasi.
“Kalau saya tetap diam saja melihat apa yang dilakukan Kamada, maka saya orang yang paling bertanggung jawab terhadap organisasi LMP khususnya jajaran Mada Bengkulu.” Tegasnya.
Tony Dikatakan (Sapaan akrab), selama ini dirinya tidak bersuara melihat apa yang terjadi di tubuh LMP Mada Bengkulu sendiri-mata hanya untuk menjaga nama organisasi, walaupun ada permasalahan didalam, namun diluar organisasi LMP masih tetap Solid dipandangi masyarakat. Disisi lain dia telah melaporkan permasalahan-permasalahan yang terjadi di tubuh kepengurusan LMP Mada Bengkulu kepada Ketua Markas Daerah Lampung, H. Johan Nasri selaku Koordinator Markas Daerah (Korda).
“Bukan berarti saya selama ini tutup mata saja dengan apa yang diperbuat dan terjadi di Mada Bengkulu, semua sudah saya laporkan kepada Kamada Lampung selaku Koordinator Markas Daerah. Organisasi sudah saya laporkan, saya diam agar nama baik organisasi dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap LMP masih terjaga. Tegasnya
Masih menurut Tony, melihat semua pengurus Mada Bengkulu hanya diam dengan kebijakan-kebijakannya yang tidak mendasar, ‘keangkuhan’ Khairuddin, MDK menjadi-jadi dia menganggap semua pengurus Laskar Merah Putih Mada Bengkulu tidak mengerti apa-apa tentang organisasi. Karenanya, Khairuddin, MDK dengan alasan yang sepeleh dan tidak masuk akal serta mencari alasan yang berani mengambil kebijakan untuk memberlakukan kebijakan terhadap beberapa orang pengurus inti Mada Bengkulu.
Sejatinya, sebagai seorang Kamada yang sering kali kepada berbagai kalangan, mengaku dirinya tidak tepat dengan alasan yang sepeleh untuk tergesa-gesa mengambil keputusan secara sepihak.
“Melihat semua pengurus diam saja, dia menganggap tidak mengerti apa-apa tentang organisasi. Karenanya dia seenaknya mengambil kebijakan, termasuk beberapa pengurus inti Mada Bengkulu. Dia pikir organisasi ini milik pribadi, bisa dilihataknya saja, ”ungkapnya.
Diungkapkan, beberapa waktu lalu dirinya beserta Bendahara Mada Bengkulu, Sri Roswati telah melaporkan permasalah-permasalahan yang ada di pengurus Mada Bengkulu kepada Koordinator Markas Daerah di Lampung untuk dapat diteruskan dan ditempatkan di Markas Besar (Mabes) Laskar Merah Putih.
“Beberapa waktu yang lalu, saya dan bendahara yakni Sri Roswati sudah melaporkan permasalahan-permasalahan yang ada di Mada Bengkulu berikut bukti-bukti surat menyuratnya diserahkan kepada Bang Johan Selaku Koorda, agar dapat dibahas di Mabes Jakarta. Namun setelah Koorda menghubungi Ketum, tidak berada di Jakarta maka diambil kebijakan Koorda akan menyampainya sendiri ke Ketum. Setelah itu kami kembali ke Bengkulu menunggu informasi selanjutnya dari Koorda. Pungkasnya.
Diakhir pembicaraan, Tony mengharapkan kepada seluruh pengurus dan kader Laskar Merah Putih jajaran Mada Bengkulu disemua tingkatan yang ada, agar tetap beraktivitas dan tetap menjaga solidaritas. Jangan mudah terpropokasi dengan apa yang terjadi, permasalahan terkait yang ada di tubuh Mada Bengkulu biarlah mada Bengkulu yang menyelesaikan.
“Saya harap kepada seluruh kader dan pengurus markas cabang, markas anak cabang dan ranting yang ada, untuk tetap solid dan tetap beraktivitas seperti biasa. Permasalahan yang ada di kepengurusan Mada Bengkulu saya mohon percayakan kepada kami selaku pengurus untuk menyelesaikannya. Tutup Tony. (Ros / Merah)
