Sign in
Sign in
Recover your password.
A password will be e-mailed to you.
Â
Â
WAY KANAN – Pengukuhan Rumah Moderasi Beragama di GSG kampus (STAI) AL-MA’ARIF Way kanan, dengan tema “Wawasan Moderasi Beragama dalam mencegah radikalisme di perguruan tinggi”.Rabo, 23 juni 2021
Â
Â
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) AL-Ma’arif Way kanan Mengadakan Seminar Dan Pengukuhan Rumah Moderasi Beragama dengan tema “Wawasan Moderasi Beragama dalam mencegah Radikalisme diperguruan tinggi”, Ketua (STAI) AL-Ma’arif Way kanan, Wakidi M.Pdi yang mengukuhkan Rumah Moderasi Beragama yang di ketua oleh Moh. Din Hadi, M.Pdi, Sekertaris Moh. IIyas Iskandar, M.Pd dan Jajaran Anggota lainnya(23/6/2021)
Â
Dalam sambutannya Wakidi, M.Pdi Selaku ketua (STAI) AL-Ma’arif Way kanan Menyampaikan Posisi Moderasi Beragama, di ide Ahlussunah wal’jam’ah, kiranya Mahasiswa dan dosen dapat menyimak, mengikuti, menela’ah, menganalisis serta untuk melaksanakan, menyikapi didalam beragama dalam bingkai Negara Republik indonesia, juga mengucapkan selamat kepada segenap pengurus moderasi Beragama, Dengan ada pengurus agar bisa membantu dalam rangka menegakkan serta mengajarkan pola-pola pikir moderasi Beragama, sehingga (STAI) AL-Ma’arif dapat menangkal serangan ideologi radikalisme yang sudah masuk ke perguruan tinggi.
Â
Pada kesempatan acara ini dihadiri kepala kejaksaan Negeri Way kanan, Susilo, SH, LBH Mustika Bangsa, Mahasiswa, Para Dosen dan tamu undangan. Kepala kejaksaan Way kanan, Susilo, SH Sekaligus sebagai moderator dalam acara seminar dalam tema ” Wawasan Moderasi Beragama dalam Mencegah Radikalisme di perguruan Tinggi”, dalam sambutannya bahwa beliau dahulu ditahun 2013 adalah satgas Anti Teroris, pada saat itu saya menulis Buku menyikap Terorisme dari sudut pandang samudra.
Dan saya sangat senang dan tersanjung di undang oleh bapak Wakidi untuk berdialog tentang apa itu moderasi gerakan dan juga beliau memberikan pertanyaan kepada mahasiswa untuk memilih Pancasila atau Al’quran.
Â
“Jawab dari Pak Toto Beliau memilih Pancasila karena Pancasila tidak bisa di bandingkan dengan Al-Qur’an, bukan berarti saya tidak memilih Al-Qur’an, karena Al-Qur’an sudah tekatan Allah penurunan Al-Qur’an tidak penting dipilih lagi, karena hidup saya di Negara kesatuan Republik Indonesia yang itu diperjuangkan oleh para pejuang – pejuang kita dengan darah dan nyawa para pejuang Bangsa, Bahwa dasar negara kita direpublik Indonesia ialah Pancasila sebagai dasar idealis negara kita.
Al-Qur’an tidak sederhana dikaji dengan orang”” yang tidak mampu mengkaji sampai kapanpun Al-Qur’an itu dunia dan aherat, karena itu adalah lapal-lapal yang membuat surga dan neraka serta seisinya”.(Prans)