MEDIA INFORMASI NETWORK.COM (PESAWARAN) – Ketua Himpunan Majelis Taklim Kabupaten Pesawaran Nanda Indira berharap ilmu agama yang di peroleh dari Pondok Pesantren Raden Fatah Al-Arif Desa Gunung Sari Kecamatan Way Khilau Kabupaten setempat dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
Nanda Indira mengatakan, Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi umat muslim dan menjadi dasar utama untuk membentuk akhlak manusia. Menghafal, memahami dan kemudian mengamalkan menjadi salah satu amalan yang penting untuk dilakukan.
“Hal itu dengan harapan, manusia menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupannya. Sebab, segala yang dilakukan dan diucapkan, tidak menyimpang dari aturan yang telah Allah tentukan di dalam Al Quran,” kata Nanda, pada Khotmil Qur’an Wal Kutub Dan Haul Masyayikh Ponpes Raden Fatah Al-arif di Desa Gunung Sari Kecamatan Way Khilau, Pesawaran, Kamis (23/05/2024).
Dirinya juga, berpesan kepada santriwan-santriwati agar ilmu tersebut dapat di jterapkan di lingkungan masing-masing.
“Terlebih khusus di lingkungan keluarga, sehingga nantinya orang tua dan saudara-saudara kita dapat mengerti dan memahami serta mengamalkan nilai-nilai kehidupan dalam beragama serta dapat terhindar dari bahaya narkotika yang mengancam generasi muda saat ini,” pesannya.
Dirinya berharap, kepada Pondok Pesantren Raden Fatah Al-Arif dapat terus mencetak/menjadikan generasi-generasi muda sebagai generasi yang kelak dapat berguna bagi bangsa dan negara, wabil khusus bagi Kabupaten Pesawaran.
“Ditambah lagi kegiatan Khotmil Qur’an Wal Kutub ini juga dirangkai dengan Haul Masyayikh sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. hal itu tentunya akan menambah dan mempertebal rasa hormat dan bakti anak khususnya santriwan santriwati kepada orang tua,” jelasnya.
Dirinya mengajak menjadikan momentum haul masyayikh ini untuk mengenang dan meneladani akhlak, perangai, ilmu, dan ajaran-ajaran dari para masyayikh. Haul ini mempunyai tujuan yang semakna dengan pertemuan titik awal dan titik akhir dalam lingkaran yaitu mengenang jasa perjuangan dan dakwah para masyayikh dan menemukan kembali gagasan dan ide para masyayikh.
“Sedangkan dalam pembangunan kesejahteraan sosial, tujuan Haul mekipun tidak sama persis, identik dengan kegiatan pewarisan nilai-nilai kejuangan, kepahlawanan dan keperintisan,” pungkasnya. (Red).