Administrasi Adalah Pekerjaan Sunyi Yang Menuntut Ketelitian, Bukan Arena Untuk Saling Meninggikan Suara

0 5

Oleh: Suryanto, Sekretaris Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pesawaran

Dalam setiap organisasi yang berorientasi profesional, administrasi selalu menjadi fondasi yang menentukan baik tidaknya seluruh mekanisme berjalan. Ia sering disebut sebagai “pekerjaan belakang layar,” tetapi justru dari sanalah seluruh keputusan penting memperoleh dasar yang sah, tertib, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Administrasi menuntut ketelitian, kehati-hatian, dan komitmen terhadap prosedur. Karena itu, ia tidak pernah membutuhkan keributan atau suara yang meninggi.

Realitas di lapangan sering kali berbeda.

Urusan administrasi—yang seharusnya bisa dilakukan dengan tenang dan terukur—kadang justru menimbulkan gesekan. Padahal, niat kita hanya satu: melengkapi dokumen, memenuhi persyaratan organisasi, serta memastikan mekanisme berjalan sebagaimana mestinya.

Tidak lebih dari itu. Maka menjadi aneh ketika pekerjaan yang sifatnya teknis dan prosedural berubah menjadi situasi yang penuh ketegangan seolah-olah kita tengah berdemo atau berkonflik.

Kita perlu menyadari bahwa administrasi bukan arena untuk mencari siapa yang paling benar, apalagi siapa yang paling keras bersuara. Administrasi adalah ruang penataan; ia menuntut dialog yang jernih, komunikasi yang tertib, dan saling menghormati peran masing-masing.

Ketika kita mampu menempatkan diri dalam bingkai profesionalitas itu, segala proses akan berjalan lebih cepat, lebih mudah, dan tidak menguras energi emosional.

Sebagai bagian dari SMSI Pesawaran, saya percaya bahwa tertib administrasi adalah cermin kedewasaan organisasi. Keberhasilan sebuah lembaga tidak hanya diukur dari kemampuan bergerak di lapangan atau memproduksi karya jurnalistik, tetapi juga dari ketepatannya menjaga legalitas, struktur, dan dokumentasi internal.

Semua itu mustahil terwujud bila administrasi dikerjakan dengan emosi, apalagi dalam suasana yang tidak kondusif.

Kita harus menegakkan satu prinsip sederhana namun penting: Jika niat kita baik, suaranya cukup pelan; bila tujuannya jelas, jalannya tidak perlu ribut.

Administrasi akan berjalan lancar bila ia dikerjakan dalam ketenangan. Justru di situlah organisasi menunjukkan kualitas manajerialnya.

Oleh karena itu, marilah kita kembali menempatkan administrasi pada fitrahnya sebagai pekerjaan sunyi yang membutuhkan ketelitian, bukan ruang perdebatan yang panas.

Dengan menjaga suasana yang baik, terbuka, dan saling menghargai, kita bukan hanya menyelesaikan pekerjaan, tetapi juga membangun budaya organisasi yang sehat, matang, dan bermartabat.

Leave A Reply

Your email address will not be published.