Alam Di salahkan , Pembangunan Jalan Ngampon – Bendo Gagal Bangun Di Mata Masyarakat
JAWA TIMUR – Jalan Ngampon – Bendo yang belum lama ini selesai di kerjakan, terus menerus mengalami kerusakan dan menjadi perhatian khusus di kalangan LSM dan masyarakat . Senin(14/06/2021)
Penuh dugaan dan pertanyaan terkait pengerjaan proyek ini . Menurut Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUPR Trenggalek Joko Widodo bahwa semua proses mulai dari perencanaan, studi analisis hingga hasil laboratorium bahan pada proses pengerjaan jalan Ngampon-Bendo telah sesuai aturan secara teknis.
Disampaikan oleh Joko bahwa, secara teknis di awal pengerjaan telah dilakukan kajian perencanaan, studi analis dan laporan hasil laboratorium bahkan kualisi kontrol. Hasil dari semua itu sudah sesuai dengan syarat teknis pelaksanaan.
Mulai diawal sebelum dilakukannya pengerjaan tahap demi tahap juga telah dilaksanakan, bahkan sebelum menginjak pada tahap berikutnya semua telah melalui kajian serta uji laboratorium. Sehingga semua proses dipastikan telah masuk sesuai teknis.
“Untuk kerusakan, karena kondisi atau mungkin kita tidak tahu ya, kondisi alam maka terjadi seperti itu. Namun demikian kita tetap berusaha meminta rekanan untuk melakukan perbaikan,” ucapnya.
Joko juga menerangkan bahwa dalam laporan terhadap catatan BPK ada klaim yang di lakukan lebih besar, untuk lainnya sementara temuan tidak ada. Masih dibilang wajar dalam pengerjaan.
Sedangkan untuk kontrak perjanjian usia jalan Ngampon-Bendo ini tertuang lima tahun, kemudian untuk masa pemeliharaan jalan dalam perjanjiannya selama satu tahun yang akan berakhir pada bulan Desember.
“Untuk saran dewan tentang kejadian perbaikan diakhir pemeliharaan, kita terus melakukan koordinasi dengan rekanan bahkan dilakukan setiap hari untuk peninjauan tersebut,” terang Joko.
Menurutnya, peninjauan itu dilakukan untuk melihat mana saja yang rusak, selanjutnya rekanan akan berusaha untuk memperbaikinya. Seperti minggu kemarin dan di minggu ini terus dilakukan perbaikan.
Jadi secara bertahap perbaikan terus berjalan dan Dinas tetap melakukan koordinasi untuk meminta rekanan agar terus melakukan perbaikan, sehingga ke khawatiran perbaikan di akhir masa pemeliharaan tidak terjadi.(Ingga)