METRO / Mediainformasinetwork.com – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di kelurahan Tejo Agung, kecamatan Metro Timur diduga mengalami kebocoran pada tangki penampungan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar, akibanya mengalir ke drainase dan menyebabkan pencemaran di area sekitar SPBU tersebut.
Menurut Agus, pedagang ikan di pasar kelurahan Tejo Agung yang tidak jauh dari lokasi SPBU mengatakan, bau solar sudah berlangsung sekitar 3 (tiga) hari, menyebabkan tidak nyamannya pembeli, pedagang maupun warga yang melintas di area tersebut.
“Sudah berhari-hari bau solar itu, kalau warga yang tidak tahan bisa mual-mual dan pusing†ujar Agus. Senin, 31 Mei 2021
Hal senada juga disampaikan oleh Habib Firmansyah, warga kelurahan Iringmulyo yang selalu melintas di wilayah itu, ia bahkan melihat warga berbondong-bondong membawa jerigen mengambil solar yang mengalir di sepanjang aliran air (drainase) yang berdekatatan dengan SPBU itu.
“Kalau kita lewat, bau solar tersebut menyengat sekali, saya kira warga disekitar terganggu akibat pencemaran lingkungan yang diakibatkan bocornya SPBU tersebut†ungkap Habib.
Sementara itu, lurah Tejo Agung Suparyono saat di konfirmasi oleh media menjelaskan, adanya dugaan kebocoran tangki BBM jenis solar tersebut saat ini sudah ditangani pihak yang berwenang.
“Sudah dilakukan investigasi dilapangan oleh pihak kecamatan Metro Timur bersama kapolsek Metro Timur, Sat Pol PP dan dinas Lingkungan Hidup, saat ini pihak SPBU telah melakukan penghentian sementara penjualan jenis bahan bakar Solarâ€, jelasnya melalui pesan WA (Whatsapp).
Ia menjelaskan bahwa tim yang datang juga sudah berkoordinasi dengan Haidir, direktur PT. Cahaya Hartawan yang mengelola SPBU itu. Pihak SPBU pun mengatakan akan melakukan penyedotan atau pengosongan ketersediaan stok yang ada didalam tangki penampungan BBM, sebagai upaya menanggulangi kebocoran lebih luas dan menghindari /antisipasi terjadinya hal hal yg tidak diinginkan.
Tim yang berwenang juga sudah menyarankan kepada pihak SPBU agar segera berkoordinasi dengan teknisi pertamina, untuk mencari sebab terjadinya kebocoran tersebut.(Rls/Red)