Jangan Tinggalkan Dakwah Ini, Saudaraku!

Kajian Islam – Berdakwah adalah jalan hidup yang ditempuh oleh para Nabi. Tidak ada pilihan yang lebih baik dibandingkan berdakwah. Melalui berdakwah, seorang hamba beroleh banyak pahala. Dengan berdakwah ia telah menebarkan benih-benih kebaikan hingga tumbuhlah kedamaian.

Karena berdakwah adalah ibadah mulia, maka hanya hamba-hamba yang mulia sajalah yang terpilih dan bertahan di sana.

Berdakwah akan selalu dihadapkan dengan ujian keikhlasan. Bagaimana hamba dihadapkan dengan problematika tiada henti, bagaimana juga ia diuji tentang sikap dan keputusannya. Hal tersebut adalah penanda niatnya.

Mudah kecewa. Gampang sakit hati. Sedikit-sedikit ngambek. Kadang pakai mengancam segala.

Kenapa?

Merasa tidak dihargai. Merasa tidak dianggap. Merasa ditinggalkan. Merasa dipinggirkan. Merasa tidak dihormati. Dan merasa-merasa yang sejenisnya.

Apa pasal?

Usulannya ditolak. Sarannya tidak diterima. Kenapa tidak diajak bicara?. Kenapa tidak diundang musyawarah?. Padahal ia merasa sebagai pendiri, yang merintis, yang sudah berdarah-darah, yang telah banyak berkorban, sebagai senior, sebagai sesepuh, atau rasa-rasa lain di hati yang tidak terpuji.

Berdakwah jangan disamakan dengan berpartai. Bukan layaknya berorganisasi seperti umumnya. Jangan dianggap serupa dengan berbisnis. Berdakwah adalah berdakwah. Berdakwah adalah ibadah. Berdakwah akan terus diuji, niatnya semata-mata berharap ridha Allah Ta’ala ataukah ada niat lain yang tersembunyi?

Lain sisi ada yang merasa terganggu. Ia terusik. Ia tidak nyaman. Ia kurang berkenan.

Kenapa?

Selalu diajak ikut membantu. Diminta bantuannya. Dimohon turut bekerjasama. Sedikit-sedikit ada pesan WA tentang donasi. Sedikit-sedikit kerjabakti. Belum hilang capeknya gotongroyong cor bangunan, tiba-tiba sudah ada lagi agenda bersih-bersih area sekitar pondok. Hampir tiap hari grup WA yang ia ikuti diposting ajakan untuk ta’awun.

Mestinya seorang hamba bersyukur. Harusnya ia senang. Alhamdulillah dirinya masih diharapkan bermanfaat. Alhamdulillah dirinya masih diberi kesempatan turut membantu dakwah. Alhamdulillah Allah masih memilihnya untuk ikut serta dalam kebaikan.

Lagipula, sebenarnya siapa yang membutuhkan? Bukankah tiap-tiap hamba sangat membutuhkan pahala? Bukankah masing-masing kita perlu mengumpulkan bekal untuk perjalanan ke akhirat nanti?

Lagipula, apa yang ia punya, hakikatnya milik siapa?

Harta, kekuatan fisik, waktu, kecerdasan, ilmu, dan semuanya adalah milik Allah yang dititipkan agar disalurkan dan dimanfaatkan sesuai ridha-Nya. Maka, jangan merasa telah berjasa! Jangan merasa sudah banyak berbuat! Jangan merasa sudah sering berkorban! Sadarilah bahwa itu semua adalah hidayah dari Allah Ta’ala.

Allah berfirman;

هَا أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ

” Ingatlah! Kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah! Namun, ada di antara kamu ada yang kikir. Dan siapa yang kikir, sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang maha Kaya, sedangkan kamulah yang sangat membutuhkan (kepada-Nya). Dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu ini” (QS Muhammad : 38)

Sebagai pengingat untuk seorang hamba yang ;

  1. Merasa kecewa, sakit hati, atau terbawa perasaan lalu memutuskan untuk pergi, menjauh, dan meninggalkan jalan dakwah.
  2. Merasa terganggu, terusik, atau kurang nyaman jika setiap saat selalu diajak untuk berta’awun.

Sebagai pengingat, marilah membaca dan merenungan ayat di atas. Karena ayat di atas dan ayat-ayat semisal memberitakan ;

  1. Allah maha kaya. Tidak membutuhkan makluk. Justru hamba yang sangat membutuhkan bantuan dan pertolongan-Nya. Sekejap mata pun hamba tak bisa lepas dari-Nya.
  2. Syukurilah jika diajak untuk terlibat dalam dakwah, termasuk dalam hal berinfak. Sebab, ajakan dakwah adalah ajakan istimewa.
  3. Buanglah ganjalan-ganjalan hati yang bersifat pribadi. Jangan turuti perasaan dengan mengorbankan kesempatan berdakwah hanya karena masalah sepele.
  4. Jangan berpikir untuk menjauh, meninggalkan, apalagi membenci dakwah ini!
  5. Setiap hamba selalu menyadari bahwa tanpanya, tidak ada dirinya, dakwah ini tetap berjalan. Dakwah ini akan terus dijaga oleh Allah Ta’ala sebagai pemiliknya.
  6. Setiap hamba berusaha mengingat bahwa jika ia tidak bertahan dalam jalan dakwah, niscaya Allah menggantikannya dengan hamba-hamba lain yang jauh lebih baik, lebih semangat, dan lebih militan. Sementara ia, akan entah kemana.

Doa semoga tidak berhenti dan tiada lelah untuk mengalir agar Allah karuniakan istiqamah untuk kita semua hingga akhir hayat nanti. Aamiiiin

Lendah, 14 November 2021

(Materi Kajian Streaming untuk Radio As Sunnah Manado, Sabtu 13 November 2021)

🔎 t.me/anakmudadansalaf

Comments (0)
Add Comment