PESAWARAN – Debt collector tidak hanya dipakai untuk penagihan leasing atau perusahaan pembiayaan saat ini. Di Tegineneng, Pesawaran, SMA Negeri 1 di sana memakai tenaga khusus menagih uang sekolah kepada wali murid.
Seperti debt collector lainnya, penagihan memakai cara intimidasi kepada Satiyem dan Maruli, wali murid yang belum melunasi uang sekolah anak mereka di SMA Negeri 1 Tegineneng.
“Sementara Lewat komite, SMA Negeri 1 Tegineneng Pesawaran terus membebankan uang sekolah jutaan rupiah kepada para wali murid. Umumnya orang tua membayar, meski kecewa karena tidak ada keringanan atau diskon.
Para wali murid menyesuaikan pembayaran dengan ekonomi mereka yang rapuh pada Pandemi covid-19 ini. Salamah, misalnya baru membayar sebagian. Sumaji mengaku sudah membayar Rp1,625 juta. Demikian juga Fitria Mayasari, Aminah, dan Zainab.Â
Mewakili sekolah, Nuryahati, Tata Usaha SMAN 1 Tegineneng, mengatakan uang sekolah disepakati wali murid dengan komite.Â
Ketua Komite Bambang Sutikno mengatakan pemungutan uang sekolah, uang bangunan, dan berbagai uang lainnya hasil kesepakatan dengan wali murid, meski programnya usulan dari pihak sekolah.
Dua tahun lalu, misalnya, sekolah meminta sejumlah kawasan dipaving blok. Uang sudah terkumpul Rp65 juta, tetapi belum dijadi dibangun karena dipakai pihak sekolah.(Maini/Red)Â