Pesawaran (MIN) – Fasilitas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Way Khilau, Desa Hanau Brak, Kabupaten Pesawaran, kini terbengkalai dan nyaris tak berfungsi. Akibatnya, warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih, sementara potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor air minum terancam menurun.
Berdasarkan pantauan di lapangan, hanya sekitar 10 persen warga yang masih rutin membayar iuran air. Sebagian besar pelanggan menghentikan pembayaran karena aliran air tak lagi mengalir lancar. Kondisi fasilitas yang tidak terawat menyebabkan banyak pipa besi mengalami kebocoran dan korosi, sehingga pasokan air ke rumah-rumah warga menjadi lemah.
“Sekarang kalau mau air, kami harus pakai mesin pompa dulu, seperti mancing air dari tanah,” keluh salah satu warga Hanau Brak saat ditemui awak media.
Tim Media bersama perwakilan LSM yang meninjau langsung ke lokasi menemukan bahwa pipa-pipa PDAM di kawasan tersebut sudah dalam kondisi rusak parah. Dugaan sementara, hal ini disebabkan oleh minimnya perawatan dari pihak pengelola selama bertahun-tahun.
“Masalah ini harus segera ditindaklanjuti agar masyarakat bisa kembali menikmati layanan air bersih yang layak. Selain itu, PDAM yang berfungsi baik akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan PAD Pesawaran,” ujar Nano, perwakilan masyarakat, Minggu (05/10/2025).
Sementara itu, Kepala PDAM Way Khilau, Milian, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini menghadapi kebuntuan karena belum ada kejelasan kerja sama antara pemerintah desa dengan pihak PDAM.
“Kami sudah dua kali melakukan pertemuan dengan pihak desa, tapi belum ada titik temu. Bahkan sempat muncul wacana desa akan mengambil alih pengelolaan, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” terang Milian, Rabu (08/10/2025).
Menurut Milian, apabila sistem PDAM bisa kembali berjalan normal dan warga bersedia membayar iuran sebesar Rp45 ribu per bulan, maka potensi peningkatan PAD Kabupaten Pesawaran akan cukup besar.
“Kalau masyarakat mau berkomitmen membayar Rp45 ribu per bulan saja, itu bisa menjadi pemasukan bagi daerah. Tapi sayangnya, tingkat partisipasi warga masih rendah,” tambahnya.
Milian menegaskan, pihak PDAM siap melanjutkan kerja sama serta melakukan perbaikan teknis, asalkan ada kejelasan dari pemerintah desa maupun dukungan penuh dari Pemkab Pesawaran.
Kondisi terbengkalainya PDAM Way Khilau ini menimbulkan keprihatinan banyak pihak. Air bersih yang seharusnya menjadi hak dasar masyarakat justru tidak dapat dinikmati secara layak akibat kendala pengelolaan.
Warga berharap Pemkab Pesawaran segera turun tangan dan memfasilitasi pertemuan antara pihak PDAM dan pemerintah desa agar diperoleh solusi terbaik. Dengan adanya sinergi dan kesepakatan bersama, pelayanan air bersih di Way Khilau diharapkan dapat kembali normal dan sekaligus meningkatkan PAD daerah. (Tim/Red/SMSI).