MEDIA INFORMASI NETWORK (Lampung Tengah) – Dunia Pers kembali di cederai kebebasannya, kali ini menimpa wartawan media online alami kekerasan saat melakukan kerja Jurnalis di Kampung Sidoluhur Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah, pada Rabu (01/05/2024).
Kekerasan terhadap wartawan kali ini bukan hanya sekedar menghalang-halangi untuk melakukan kerja-kerja jurnalis, namun juga sudah menyerang secara fisik.
Kejadian bermula saat wartawan bernama An. Dirinya menceritakan bahwa dari arah Kampung Sidomulyo saat dia mau ke arah Kecamatan Bangunrejo, sesampainya di Kampung Sidoluhur, dirinya melihat Heller (Penggilingan Padi) keliling sedang menggiling padi di salah satu rumah warga.
” Saat itu saya dari rumah di Kampung Sidomulyo mau menuju ke arah Kecamatan Bangunrejo, sesampainya di Kampung Sidoluhur, saya melihat penggilingan padi keliling sedang menggiling padi di salah satu rumah warga yang berada di pinggir jalan yang saya lintasi. Kemudian saya berhenti. Saat saya turun dari motor, salah satu operator penggilingan padi keliling itu mendekati saya dan menyalami. Saya pun kemudian mendekati dan menyalami beberapa orang yang ada di lokasi. Ada sekitar 5 orang, salah satunya adalah Kepala Dusun 5 Kampung Sidoluhur, “ucapnya.
” Saat saya sedang menyalami, baru sekitar 4 orang, dan saya sedang bersalaman dengan Kepala Dusun, tiba-tiba oknum diduga pemilik healer yang lagi duduk berinisial Amt (Hasil konfirmasi dengan Kepala Dusun) mendorong saya di bagian dada dekat leher sambil berkata kasar, “Kenapa kamu video-video. Kemudian saya mengatakan ke orang-orang tersebut bahwa saya wartawan. Namun mereka tetap menyerang saya. Selain dengan berkata kasar, mereka juga hendak merebut HP saya, ” ujar An.
An juga mengatakan bahwa HPnya hendak direbut dan dirampas oleh orang-orang itu hingga HPnya sempat terjatuh, kemudian dia mengambil HPnya lagi untuk digunakan kembali merekam video peristiwa yang dia alami.
” Saya pun kembali mendapatkan perlakuan kasar dengan dipelintir tangan sebelah kiri saya, sambil di tarik hendak merebut handphone yang saya pegang. Dan kembali HP saya terjatuh, HP yang terjatuh itu saya ambil lagi untuk merekam oknum-oknum diduga pemilik heller duduk, “ungkapnya lagi.
” Namun saya kembali mendapatkan serangan dengan brutal, beberapa kali handphone saya hendak dirampas dan direbut oleh oknum itu dengan berkata kasar kepada Saya ” hapus itu video,” dan kembali handphone saya terjatuh karena dirampas oleh oknum HMN, ” tutur An, menceritakan kembali.
An juga mengatakan, sambil terus menyerang dirinya dan berupaya merebut handphone yang dia pegang, ada oknum berinisial JK menelpon salah satu anggota DPRD Kabupaten Lampung Tengah.
” Saya telepon pak Singo. Istrinya adalah saudara saya,” ungkap An menirukan oknum inisial JK, yang belakangan di ketahui Warga Dusun I Kampung Sidoluhur.
Saat oknum berinisial JK menelpon salah satu anggota DPRD Kabupaten Lampung Tengah dan suasana mulai terkendali dengan dilerai oleh Kepala Dusun 5 Kampung Sidoluhur, datang Bhabinkamtibmas Kampung Sidoluhur dari Polsek Bangunrejo, Bripka Agus Siswanto.
Kondisi dilokasi pun mulai kondusif. Oleh Bhabinkamtibmas pemilik Heller keliling diminta bergeser dari lokasi setelah diberikan pemahaman dan penjelasan secara persuasif.
Namun oknum berinisial JK, kembali berulah, tanpa hak merekam video rombongan Heller keliling yang hendak bergeser dari lokasi.
Atas kejadian ini, An berniat meneruskan dan melaporkan peristiwa ini ke Aparat Penegak Hukum (APH) . Ia merasa profesinya di cederai dengan dihalang-halangi, dirampas dan mendapatkan perlakuan kasar secara fisik oleh oknum pemilik heller duduk di Kampung Sidoluhur.
” Saya berharap APH bertindak tegas atas perlakuan yang dilakukan oleh Oknum tersebut atas pelanggaran Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers,” harapnya. (Red).