LAMPUNG SELATAN (MIN-SMSI) – Terkait kasus indikasi pelecehan via WhatsApp di pondok pesantren DARUSALAM LAMPUNG terhadap beberapa santri yang duduk di kelas IX oleh oknum ustad, guru mata pelajaran bahasa Inggris berinisial RL (49), kini semakin pelik.
Awak media, pemerintah Desa, dan aparat TNI (BABINSA) sulit untuk mengklarifikasi keterangan langsung dari Ketua yayasan (Ustadz Drs.Haji Sabki Aly).
Pasalnya, telah beberapa kali sejak peristiwa indikasi pelecehan tersebut mulai terungkap pada 18 September 2022 lalu oleh walisantri bernama M. Barok, yang mendapatkan via WahatsApp diduga melecehkan Santri dibawah umur berinisial NP (14) dengan berbagai chatingan tak pantas dilakukan antara guru kepada murid gadis kecil belia tersebut.
Pihak PONPES DARUSSALAM LAMPUNG terkesan berupaya melindungi oknum ustad yang diduga melecehkan santri tersebut dengan tetap mempertahan untuk mengajar dengan dalih dapat dibayar murah.
Sedangkan kedatangan aparatur Desa, melalui Sekdes Feriansyah dan Kadus Sugi, juga aparat TNI Babinsa bermaksud untuk melakukan mediasi atas perihal WA tak senonoh yang dilakukan oleh RL terhadap santri NP, juga beberapa awak media yang bertujuan mengkonfirmasi atau meminta keterangan pers, dengan harapan agar permasalahan oknum guru dan anak dibawah umur ini publik mendapatkan keterangan yang jelas dari pimpinan Pondok DARUSSALAM LAMPUNG.
Namun betapa merasa tak dihargainya aparatur Desa dan TNI (BABINSA) setelah pihak yayasan mulai dari ustad Ghofur menghilang lebih awal, kemudian ustadz Muhajit, muncul beberapa saat lalu pergi entah kemana, begitu juga beberapa staf meninggalkan aula rencana pertemuan tersebut.
Beberapa media yang datang dan salah satunya pimpinan Kompas Lampung Zulkifli mengatakan, dari sikap para ustadz di Ponpes DARUSSALAM LAMPUNG ini terkesan memang tidak bersahabat.
” Saya datang kemari, karena tadi malam melalui ponsel dihubungi oleh pihak ponpes yang mengatakan berita terkait dugaan oknum ustad dan santri dibawah umur tak berpihak pada Pondok DARUSSALAM, kemudian saya jawab jika tak berkenan, silahkan sampaikan hak jawab, namun ketika kami berada di lokasi, dari ketua Yayasan hingga guru yang katanya ustadz satu persatu berlari tinggalkan pondok, “katanya.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Seketaris Desa Banjar Negeri Kecamatan Natar Lampung Selatan, Feriansyah sebagai sekdes dibuat tak habis fikir oleh oknum ustadz dan Ketua Yayasan Sabki Aly, dirinya yang juga merupakan alumni di ponpes DARUSSALAM LAMPUNG tak menduga jika mental pimpinan pondok sedemikian rupa, pasalnya hingga berulang kali beritikad baik sebagai pemeritrah Desa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, hingga datang bersama aparat TNI (BABINSA) setempat guna melakukan rembuk pekon tapi pihak Yayasan terkesan tak mempunyai itikad baik untuk penyelamatan anak-anak bangsa yang kini masih di ajar oleh oknum guru bahasa Inggris berinisial RL terindikasi lecehkan santri dibawah umur via WhatsApp tersebut.
“Saya bersama pak babin datang ke Ponpes ini atas dasar ada warga yang melapor dan minta tolong atasi guru oknum ustadz yang di duga lecehkan santri di kelas IX Tsanawiyah, namun meskipun ada Ketua Yayasan, tapi kami ini seperti tak dihargai dan beliau (ketua yayasan) justru tinggalkan pondok pergi ke daerah Branti, jika demikian sikap dari pimpinan pondok DARUSSALAM LAMPUNG, saya berharap pada wali murid kedepan untuk lebih selektif dalam memilih sekolah khusus bagi yang mempunyai anak putri, ” ujarnya.
Masih dikatakan Feriansyah, terkait anak dibawah umur ini, sebagaimana kita ketahui negara kita pun melindunginya dengan undang undang perlindungan anak.
” Siapapun yang mengetahui jika ada kasus menyangkut anak-anak bangsa contohnya di Ponpes DARUSALAM LAMPUNG ini, sudah menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat untuk membantu agar hal serupa tak terulang kembali, apa lagi begitu banyaknya walisantri menitipkan anaknya guna menuntut ilmu agama di sini dan bukan sebaliknya, seperti dugaan yang dilakukan oleh oknum ustadz RL pada beberapa santri di kelas IX yang terjadi saat ini, “imbuhnya.
Rencana mediasi dan konfirmasi meminta hak jawab dari Pihak Ponpes DARUSSALAM LAMPUNG pada Selasa 4 Oktober 2022 terancam gagal, Rembuk Pekon yang dimaksud oleh pihak Pemerintah Desa pun akhirnya tak terlaksana sesuai harapan, meski sebelumnya pihak Yayasan telah mengundang salah satu Alumni nya yang saat ini merupakan bagian dari insan pers menjabat sebagai Wakil Ketua l DPD KWRI Provinsi Lampung BUSTARI, SH.
Diketahui kehadiran Bustari diundang oleh Ketua Yayasan guna memediasi permasalahan indikasi dugaan pelecehan, Bustari pun melakukan pertemuan khusus di bilangan daerah Branti Raya dengan meninggalkan Aparatur Desa, Babinsa, juga beberapa awak media dan eks walisantri, namun upaya untuk membujuk Pimpinan Pondok pun tak berhasil dengan alibi dirinya sangat terpukul atas pemberitaan di media masa.
” Saya sudah bertemu di tempat khusus atas permintaan kepala yayasan, namun upaya saya pun tak bisa membawa mantan guru saya itu untuk mediasi pada semua pihak disini, selanjutnya saya juga lepas tangan atas permasalahan karena pesan beliau nanti belum tau kapan saya bisa selesaikan masalah ini, “jelas Bustari. (Red).