Lampung – Setelah di beritakan oleh media ini terkait dugaan pemotongan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kampung Sri Purnomo,di duga pelaku pemotongan bantuan PKH yaitu Karsiti, bersama suami dan RT mendatangi korban pemotongan bantuan yaitu Sahidun yang kini tinggal bersama anaknya, Diro.
Diduga kedatangan Karsiti dan suami bersama RT adalah selain mengembalikan Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATm) milik Sahidun,juga mengintimidasi korban untuk tidak melanjutkan perihal apa yang di beritakan. Diduga intimidasi yang di lakukan Karsiti adalah dengan meminta kepada Sahidun dan anaknya agar mengatakan bahwa kartu ATM tersebut dititipkan, bukan diminta oleh Karsiti diduga pemotong bantuan PKH. Seperti yang dikatakan oleh Sutirah sebagai anak dari Sahidun penerima Program Keluarga Harapan.
“kemaren Bu Karsiti dengan suaminya dateng kesini minta maaf sambil nangis-nangis. Terus saya dimarah-marah sama RT nya kenapa lapor-lapor wartawan.,”ungkap Sutirah.
Sebelumnya kan itu atasan nya Bu Karsiti dateng, itu ya tukang nyatet-nyatet orang jompo itu, Pak Basri,dia nanya, Bu apa bener uang nya Mbah ini di potong, terus saya bilang setau saya 800 ribu, terus dia ngomong (Karsiti) itu Cuma 400ribu,karena suami saya ngomong 400ribu.”Ungkap Sutirah menirukan ucapan Karsiti.
Terus uang Mbah di pulangin 200ribu. Karena katanya dulu sebelum dapet bantuan, Mbah punya utang beras 10 kilo. Dan semua sekarang di balikan ATM nya. Dia itu ketakutan minta-minta maaf. Terus RT nya bilang, ini loh lurahnya gak mau di ajak kesini,tapi kalo ini gak dil ya gak tau juga udah rame kata RT nya, terus saya tanya rame apa nya Bu, saya bilang gitu, rame mau mukulin. Terus saya bilang silahkan pukulin kalo saya salah, orang saya gak salah,”ungkap Sutirah menceritakan dugaan intimidasi yang di lakukan oleh RT yang konon akan memukuli nya.
Lebih lanjut Sutirah juga mengatakan”malah kata Pak Basri sekarang yang udah ya biarlah udah Bu,uang 800ribu ini, nanti juga ibu dapet lagi.
“kemaren itu semua ATM nya di kembalikan sama Bu Karsiti bukan Cuma punya Mbah.uang nya Mbah juga di kembalikan 200ribu karena kata nya masih di pinjam laki nya.”Ungkap Sutirah.
Diberitakan sebelum nya :
Mbah Sahidun Warga Sri Purnomo Kalirejo,Usia Renta,Rumah Ambruk,Dapet Bantuan PKH Di Potong.
Bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakatnya adalah adanya program bantuan dengan berbagai macam dan jenis program.
Hal ini demi masyarakat yang kurang mampu bisa terbantu, salah satu nya Mbah Sahidun Warga Kampung Sri Purnomo Kecamatan Kalirejo. Warga yang hanya tinggal berdua dengan istrinya selain kehidupan nya kurang mampu juga sudah tidak layak bekerja karena usia nya sudah tidak lagi muda.
Sahidun hanya mengandalkan belas kasihan warga untuk bertahan hidup. Bersyukur Sahidun mendapatkan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH).
Alih-alih dapat bantuan miris dan malang nasib Mbah Sahidun yang kini rumah bagian dapurnya sudah ambruk, justru bantuan yang di dapat nya dari Program Keluarga Harapan di Potong oleh KRS yang mengaku sebagai pengurus kelompok PKH.
Sahidun menjelaskan saat di konfirmasi”
Dulu awal saya dapet bantuan satu juta enam ratus,Sama dia (KRS) di potong 800 ribu alasan pinjam, terus setiap dapet di potong lagi 200 ribu, kadang kalo dapet 1.400.000 di potong 700 ribu, pokok nya kalo pas pencairan di potong mas,” ungkap Sahidun dengan nada marah, karena menurutnya kalo bilang pinjam kok sudah tiga tahun lebih tidak juga di kembalikan.
Sahidun menjelaskan,bantuan dari program Keluarga Harapan yang diterima nya sejak tiga tahun lalu selalu dipotong setiap pencairan.”
Pokoknya mas ya, Dia itu (KRS) setiap pencairaan selalu motong, terus Kartu ATM saya di ambil dari sejak saya dapet bantuan yang satu juta enam ratus, terus saya di kasih 800 ribu. Sejak itu ATM nya di ambil sama Dia (KRS),” ungkap Sahidun dengan nada kesal.
Kini Sahidun tinggal dengan salah satu anaknya yang juga dapet bantuan dari pemerintah,” saya juga dulu dapet bantuan tapi sejak 3,5 tahun yang lalu, baru dua kali pengambilan dengan nilai 3,6 juta tidak pernah lagi dapet, pernah juga dapet beras dan buah-buahan,sekarang sudah tidak lagi dapet, malah ATM saya juga di tahan sama kepala dusun nya,”Ungkap Diro pria yang sehari-hari kuli serabutan ini untuk memenuhi kebutuhan makan nya.
Saat di konfirmasi, KRS, oknum yang di duga memotong bantuan PKH milik Mbah Sahidun menghindar dari wartawan, KRS kabur yang menemui wartawan adalaah suami nya dengan memasang muka garang bak preman. Suami KRS justru mengusir wartawan media ini ketika hendak mengkonfirmasi istrinya yaitu KKRS
“udah lah mas sampean pulang,istri saya gak mau nemuin sampean.”ungkap Suami KRS.
Saat di konfirmasi, kepala Kampung Sri Purnomo meminta waktu dua minggu perihal masalah KRS,”
Saya minta waktu dua Minggu perihal Bu KRS.
Aparat Penegak Hukum(APH) dalam hal ini Kepolisian diminta tindak lanjuti dan proses dugaan pemotongan bantuan PKH milik Mbah Sahidun. Warga kurang mampu seharusnya di bantu bukan justru di akali dengan memotong bantuan yang menjadi haknya. (Tim)