SMK SMTI Bandar Lampung terkesan tertutup, Terkait Anggaran APBN Puluhan Miliar

BANDAR LAMPUNG (MIN)  – Menghabiskan anggaran puluhan miliar dari dana APBN, SMK SMTI Bandar Lampung terkesan tertutup terkait pengelolaan anggaran, sehingga masyarakat tidak mengetahui secara jelas dana yang bersumber dari APBN tersebut digunakan untuk apa.

Terbukti, saat salah satu grup media mengirim surat secara resmi untuk melakukan wawancara beberapa waktu lalu, hingga saat ini pihak sekolah tidak memberi respons.

Berdasarkan penelusuran tim media, SMK SMTI Bandar Lampung mengelola anggaran fantastis yang nilainya mencapai puluhan miliar yang berasal dari dana APBN.

Untuk Tahun Angaran 2020, sekolah yang dikelola secara vertikal langsung di bawah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan ini mengelola anggaran yang didukung oleh dana APBN dengan DIPA No. SP DIPA-019.10.2.579356/2020 Tanggal 12 November 2019 sebesar Rp.16.999.385.000. (Enam Belas Miliar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah) yang terealisasi 94,93%.

Bahkan berdasarkan data yang dihimpun media ini, untuk Tahun 2019 Pagu Anggaran di sekolah ini berjumlah Rp.37.569.403.000 (Tiga Puluh Tujuh Miliar Lima Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Tiga Ribu Rupiah). Dari jumlah anggaran tersebut terealisasi 90,65%

Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan Kepala SMK SMTI Bandar Lampung Dra. Sulastri, M.TA yang hendak dikonfirmasi melalui pesan Aplikasi WhatsApp belum memberikan tanggapan meskipun pesan yang dikirim sudah terbaca.

Sebelumnya diberitakan, wartawan yang tergabung di Grup Persatuan Media Lampung sangat menyayangkan sikap Kepala SMK SMTI Bandar Lampung, Dra. Sulastri, M.TA. yang tidak merespon dan terkesan meremehkan permohonan wawancara yang diajukan.

Hal itu disampaikan Koordinator Lapangan Persatuan Media Lampung, Magel Hen, Jumat (17/9/2021).

“Kami telah mengirimkan surat secara resmi untuk wawancara kepada kepala sekolah tapi tidak ada jawaban, tentu kami kecewa kepada pihak SMK SMTI yang seakan meremehkan. Sangat menyedihkan jika memang ini menjadi gambaran pendidikan kita,” ujar Magel Hen.

Menurut Magel Hen, pihaknya telah menyampaikan surat secara resmi kepada SMK SMTI Bandar Lampung pada Senin, 6 September lalu. Surat tersebut, ucap dia, diterima pegawai bagian penerimaan tamu. Namun, hingga lebih satu pekan tidak ada respon ataupun jawaban dari pihak sekolah.

“Kita sudah datang menyerahkan langsung surat permohonan untuk wawancara secara khusus. Saat itu pihak sekolah berjanji akan menghubungi, tapi nyatanya sudah hampir dua pekan tidak ada respon,” ungkap Magel Hen. (RedPel)

Comments (0)
Add Comment