DAMPAK PADEMI COVID – 19 KIAN MENJAMUR PROSTITUSI PANGKALAN DAN ONLINE HINGA PEKERJAKAN ANAK DIBAWAH UMUR : KAPAN PEMERINTAH SERIUS MENANGAPINYA ?

 
 
 
 

BANDAR LAMPUNG – MI Jaringan: Anak perempuan 16 Tahun itu berinisial SP .Disaat teman -temanya sebayanya masih sibuk berkutat dengan buku pelajaran dan bermain dengan anak seusianya, SP justru lebih akrap dengan Minuman beralkohol, dan luka sundutan Rokok, serta gangguan dari berapa Laki -Laki hidung belang.belakangan diketahui anak perempuan sekecil merupakan korban eksploitasi serta praktik prostitusi anak yang berlokasi di komplek Exs Lokalisasi Pemandangan (PMD) Panjang, Bandar Lampung.

 
Rentetan peristiwa nahas ini berawal dari,anak perempuan inisial SP dijemput oleh salah satu sanak keluarga yang tidak Laen saudara perempuan kandung dari inisial SP yang berasal dari Desa kedondong, Kabupaten Pesawaran .
 

“Anak perempuan inisial SP pada saat itu sekira penengahan Tahun 2018 silam dirinya masih menginjak usia 16 Tahun “inisial SP tidak menyangka ,dirinya akan di perkejakan di tempat seperti ini sebagai Pekerja Sex Komersial (PSK) di komplek Pemandangan ,Kecm Panjang dan harus melayani laki – laki hidung belang hingga menjajakan tarif melalui aplikasi Michat 

Maruk Kusam terlihat di wajah perempuan insial SP (16)  seakan -akan dirinya masih belum percaya dengan yang menimpa dirinya yang membuat masa depannya hancur dan berharap semua kejadian ini hanya sebatas mimpi saja ” sampai saat ini inisial SP(16) sulit dipercaya demi sejumlah uang “keluarga sekandung dan keluarga lainnya ,sangat keji dan tidak bermoral sampai tega mereka menjual dirinya dan hancurkan semua cita cita dan masa depanya demi uang (curhatan “awal dirinya sampai ditempat ini kepada Media informasi network.

Maraknya tempat Prostitusi di Kota Bandar Lampung hingga pada malam hari ,pemandangan kota Bandar Lampung, dipenuhi para wanita pekerja sek komersial” mangkal  menawarkan jasa jual tubuh nya ,di beberapa sudut pinggiran Jalan Kota. Seakan menjadi masalah yang tak kunjung selesai.

Eksploitasi Mucikari

Dilansir dari situs resmi KPAI, banyak perempuan, termasuk yang usianya masih dikategorikan sebagai anak dijebak, ditipudaya, dan diiming-imingi pekerjaan yang tanpa sadar ternyata adalah Pekerja Seks Komersial (PSK). Biasanya yang menjadi target ialah perempuan-perempuan daerah yang pergi ke ibu kota tanpa mempunyai bekal apa-apa, namun menginginkan pekerjaan yang dapat menghasilkan uang yang banyak dengan cepat. 

Pada akhirnya, korban berkenalan dengan seseorang yang berperan sebagai mucikari. Dengan faktor keterpaksaan, korban diperbudak oleh mucikari yang mengatasnamakan seorang individu atau kelompok. Akibat ketidakberdayaan itulah korban akhirnya terjerumus sebagai PSK.

Pengaruh Lingkungan dan Frustasi

Ada pula korban yang memutuskan untuk masuk ke dalam lingkaran prostitusi akibat arus pergaulan yang negatif. Atau yang lebih parah, bisa juga sebagai pelarian atas masalah yang pernah dialami di masa lalu. Biasanya yang mengalami ini adalah korban pemerkosaan. Jika sudah kadung  jadi korban, korban penjualan orang oleh keluarga “dibanding mengikuti psychosocial recovery mereka lebih memilih untuk melupakan trauma dan mencari pelarian dengan menjadi PSK.

Psychosocial recovery adalah pemulihan secara psikis, mental, fisik maupun sosial. Pemulihan ini meliputi bagaimana memulihkan mental korban secara sosial, serta bagaimana masyarakat juga dapat menerima korban sebagai bagian dari masyarakat.

Hingga saat ini, praktik prostitusi dan eksploitasi yang dilakukan secara gelap. Meski kejahatan moral, aktivitas prostitusi di kota Bandar Lampung, sangat populer di pinggiran kota. Hingga Tahun 2020. Tempat Prostitusi dan sejumlah tempat pelayanan para pekerja sek Komersial (PSK) menjamur bebas di kota Bandar Lampung. (Riski / Sap)

Bandar Lampung
Comments (0)
Add Comment