MENGENAL SEJARAH DESA HAJIMENA YANG MEMILIKI BUKTI SEJARAH BERUPA TEMPAT PEMANDIAN PARA LELUHUR YANG DISEBUT WAY HILIAN
LAMPUNG – Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena yang berarti duluan (dalam Bahasa Lampung). Kalau diartikan secara harfiah berarti penduduk yang bermukim diwilayah ini pertama kali (terlebih dahulu dari pendatang lain), yaitu Buay Sebiay yang asal mulanya berasal dari daerah Pagaruyung.
Pada abad ke 17, nenek moyang masyarakat Ajimena ini mengadakan migrasi kembali ke daerah Lampung Tengah tepatnya dikampung Gunung Haji, tidak lama kemudian mereka pindah kembali ke daerah Tegineneng yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Pesawaran. Tepatnya yaitu di Kampung Ruluk Helok yang dibuktikan dengan bukti sejarah berupa tempat pemandian para leluhur masyarakat Ajimena yang disebut Way Hilian, yang sampai akhirnya masyarakat Ajimena menempati wilayah sekarang, pada abad ke 18 dikarenakan penyusuran mereka kehulu sungai menyusuri Way Kandis.
Adapun perubahan nama kampung dari Ajimena menjadi Hajimena tidak diketahui kepastian waktu (diperkirakan abad ke 19) serta alasan perubahan nama terssebut. Ada juga panggilan Buay Sebiay sebagai masyarakat asli Hajimena pada awalnya terdiri dari enam punyimbang (kerabat/saudara) yaitu Minak Bandar /M.Yusuf, Batin Dulu, Minak Raja Niti, Sultan Ratu / Hi. Abdur Rahman, Pesiwa Batin / Abdul Karim, dan Raja Usuh (Sumber dari Dokumen Desa Hajimena tentang Sekelumit Asal-Usul Desa Hajimena) Sejak tahun 1862, Kampung Ajimena telah memiliki Kepala Kampung yaitu Hambung Purba sebagai Kepala Kampung pertama. Hal ini dibuktikan dengan sebuah peninggalan sejarah berupa stempel kuningan yang bertuliskan Kampung Ajimena tahun 1862 dengan tulisan Aksara Lampung, dan semenjak tahun 1979 Kepala Kampung berubah menjadi Kepala Desa.
Daftar nama pejabat kepala kampung / kepala Desa Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dari tahun 1862 pertama kali di jabat oleh ,” Abung Purba sampai Tahun 1880.(Redaksi)